Rabu, 19 Desember 2012

Simulasi Jaringan menggunakan Aplikasi Cisco Packet Tracer

kali ini gua akan mencoba memberikan sedikit informasi tentang Aplikasi simulasi jaringan yang digunakan dalam Cisco Networking Academy , yaitu Cisco Packet Tracer.
Langsung saja kita bahas tentang apa sih pengertian atau kegunaan dari Cisco Packet Tracer ini ??? .


Cisco Paket Tracer adalah sebuah solusi bagi para pelajar / mahasiswa khususnya jurusan Networking (Jaringan) untuk membuat konsep jaringan sementara tanpa mengeluarkan banyak dana , yang mungkin bisa juga di terapkan untuk implementasi sebenarnya sebelum membuat jaringan yang benar-benar nyata. Packet Tracer menyediakan simulasi, visualisasi, authoring, penilaian, dan kemampuan kolaborasi dan memfasilitasi mengajar dan belajar dari konsep teknologi yang kompleks.
Selanjutnya langsung saja ke cara penggunaan Aplikasi tersebut. Saya akan memberikan contoh pembuatan simulasi jaringan yang menghubungkan beberapa PC dengan menggunakan switch. Berikut ini langkah – langkah pembuatannya :
1.      Buka Aplikasi Cisco Packet Tracer yang sudah terinstall di PC atau Laptop, kemudian akan muncul tampilan seperti dibawah ini :


2.      Untuk komponen – komponen yang digunakan terdapat pada pojok kiri bawah seperti yang diunjukkan oleh gambar berikut ini :



Untuk kali ini kita membutuhkan beberapa PC dan Switch .

3.      Pindahkan PC dan Switch dari Device component kedalam lembaran kerja .



4.      Lalu sambungkan semua komponen dengan kabel. Karena kita menghubungkan PC dengan Switch, kita menggunakan kabel Straight-through.

  
5.      Setelah tersambung , kita tinggal mengatur IP masing – masing PC agar dapat terconeksi antar PC dengan baik.
Caranya klik PC 0 , lalu pilih dan klik Desktop , klik IP Configurasi , pilih static ,, kemudian isi IP Addres dan juga Subnet Mask. Begitu seterusnya sampai PC 2.
Misalkan :
a.      PC 0 -> IP : 10.0.0.1 , Subnet Mask : 255.255.255.0
b.      PC 1 -> IP : 10.0.0.2 , Subnet Mask : 255.255.255.0
c.       PC 2 -> IP : 10.0.0.3 , Subnet Mask : 255.255.255.0.




6.      Setelah selesai setting IP koneksi , kita tinggal mengecek apakah semua sudah terkoneksi dengan baik dengan cara mengklik icon pesan pada sisi bagian kanan, kemudian klik.kan pada salah satu PC sehingga pada PC terdapat gambar pesan.





Lalu klik lagi ke salah satu PC yang lain. Jika berhasil akan ada tanda sukses pada bagian kanan bawah seperti dibawah ini :


Untuk melihat proses berjalannya data , klik Simulation pada bagian kanan bawah tepat dibawah icon pesan. Kemudian klik auto capture / play , sehingga proses pengiriman dan penerimaan data akan di animasikan.



Begitulah contoh membuatan simulasi jaringan sederhana dengan mengunakan Aplikasi Cisco Packet Tracer.




Sumber bacaan : http://youdie-edo-pratama.blogspot.com

Read More..

Rabu, 05 Desember 2012

Isi Voucher Game dengan im3 Voucher


Hello Kembali Lagi Dengan Saya Poster Pico ! Kali Ini Saya Akan Membuat Artikel Tentang Cara Membeli Voucher Wave Game Dengan Voucher Pulsa IM3 . Ok Langsung Saja!

Step 1 : Buka https://ipay.indosatm2.com/ , Dan Daftar !

Step 2 : Isi Pendaftaran Dan Konfirmasi Email , Dan Anda Login 
Step 3 : Click Topup Account
Step 4 : Click Yang Di Kotak-in Merah 
Step 5 : Isi Voucher Code ( HRN ) Dengan Voucher Code Pulsa Im3 Anda , Dan Isikan Verifiction Code Sesuai Dengan Huruf Di Gambar yg sudah tersedia
Step 6 : Dan Halaman Akan Me-Reload Sendiri , Dan Lihat IP Anda ! 
Step 7 : Klik By Merchant .
Step 8 : Dan Anda Melihat Berbagai Voucher Online ! Dan Anda harus Mencari Wave Game Point ! Di Halaman Ke-6 . Klik More Detail .
Step 9 : Pilih Voucher Yang Anda Ingin Kan , Lalu Klik Add To Cart
Step 10 : Kalian Akan Melihat Tampilan Seperti Ini ! Anda Klik Check Out !
Step 11 : Klik Pay Now
Step 12 : Dan Anda Telah Berhasil Membeli Voucher Wave Game Point , Dan Tunggu Beberapa Detik . Dan Anda Akan Di Arahkan Ke Item Purchased , Bila Tidak Di Arahkan Anda Bisa Mentekan History , Lalu Item Purchased Dan Anda Akan Melihat Serial Number Dan Serial Key Seperti Gambar Di Bawah 
Voucher Detail :
SN (Serial Number) : B2A1444430
Key 1 (Serial Key ) :  Z7VUL691J2W4NSXHP53A

Step 12 : Buka Pico . Di pico.ameba.net / Bagi Pengguna Facebook Bisa Menekan Enlarge View Di Samping kanan atas 

Step 13 : Klik Ameba Gold / +Buy Dan Anda Melihat Tampilan Seperti Di Bawah ini!



Step 14 : Click Earn Ameba Gold --> Payment Wall ! Dan Klik Wave/Game 

Step 15 : Pilih Paket Yang Anda Inginkan , Lalu Klik Buy Ameba Gold
Step 16 : Dan Anda Akan Membuka Tab Baru , Dan Masukan Serial Number Dan Serial Key . Seperti Gambar Di Bawah!
 Klik Submit!
Step 17 : Dan Anda Berhasil Mengisi AG !
Step 18 : Balik Ke pico.ameba.net dan refresh jangan menutup payment !! Langsung saja refresh , Dan   
AG Telah Masuk!
Good Luck !!
Happy Shopping!!
Editor : Leader Of Knight Leader Club :  Poster pico
Good Luck!!!
Read More..

Senin, 22 Oktober 2012

PLC - Power Line Communication

Teknologi Power Line Communication (PLC) adalah sebuah teknologi yang memungkinkan transmisi data melalui jaringan distribusi listrik. Keunggulan utama sistem PLC adalah fleksibilitasnya karena tidak perlu menyediakan infrastruktur media komunikasi secara terpisah dan khusus. Ketersediaan infrastruktur jaringan listrik sampai ke pelosok wilayah dan fleksibilitas operasional serta nilai ekonomisnya, menyebabkan teknologi PLC tersebut sangat layak untuk dipertimbangkan pemanfaatannya. Karena pemanfaatannya langsung dengan user, maka sering jaringan PLC diistilahkan sebagai last-mile communications networks.
Secara umum kita bisa membagi sistem PLC menjadi dua bagian ; Narrowband PLC dengan data rate rendah ( sampai dengan 100 kbps) dan Broadband PLC dengan data rate lebih dari 2 Mbps.
Ketika pertama kali dikembangkan, PLC hanya mampu memberikan kecepatan data sebesar 60 bit per second, karena masih menggunakan teknik modulasi seperti modulasi linear AM, double-sideband AM, single side band AM (SSB-AM), dan FSK. Akibatnya, teknologi ini tidak dapat mengakomodasi komunikasi kapasitas besar sehingga hanya digunakan untuk komunikasi kecepatan rendah, seperti pemonitoran dan pengontrolan.
    Dengan menerapkan metode modulasi penerobosan (breakthrough) seperti Wide Bandwidth Spectrum Spread Method, Multi-Carrier Method, dan metode Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) ke PLC, maka didapatkan kecepatan tinggi dan komunikasi dengan kapasitas besar. Kini Gateway PLC mampu memberikan kecepatan data lebih dari 200 Mbps, berlipat-lipat kali lebih cepat daripada koneksi melalui modem.
    Power line komunikasi atau listrik carrier (PLC), juga dikenal sebagai garis Power Digital Subscriber Line (PDSL), induk komunikasi, listrik telecom (WBP), atau jaringan listrik (PLN), adalah sebuah sistem untuk membawa data pada sebuah konduktor juga digunakan untuk transmisi tenaga listrik. Broadband lebih dari Power Lines (BPL) menggunakan PLC dengan mengirim dan menerima informasi bantalan sinyal melalui jaringan listrik untuk menyediakan akses ke Internet.
    Daya listrik ditransmisikan melalui jalur transmisi tegangan tinggi, yang didistribusikan melalui tegangan menengah, dan digunakan di dalam bangunan pada tegangan rendah. Powerline komunikasi dapat diterapkan pada setiap tahap. Kebanyakan teknologi PLC membatasi diri mereka untuk satu set kabel (misalnya, bangunan kabel), tetapi beberapa dapat silang antara dua tingkatan (misalnya, baik jaringan distribusi dan tempat kabel).
    Semua sistem komunikasi listrik beroperasi dengan “mencetak sebuah pembawa termodulasi sinyal pada sistem pengkabelan. Berbagai jenis komunikasi Powerline menggunakan pita frekuensi yang berbeda-beda, tergantung pada karakteristik transmisi sinyal dari kabel listrik yang digunakan. Karena sistem kabel listrik ini awalnya ditujukan untuk transmisi listrik AC, dalam konvensional digunakan, kekuatan kawat sirkuit hanya memiliki kemampuan terbatas untuk membawa frekuensi yang lebih tinggi. Masalah propagasi merupakan faktor pembatas untuk tiap jenis komunikasi listrik. Sebuah penemuan baru yang disebut E-Line yang memungkinkan kekuasaan satu konduktor pada overhead listrik untuk beroperasi sebagai Waveguide untuk memberikan atenuasi rendah propagasi RF melalui jalur energi gelombang mikro sementara memberikan informasi tingkat Gbps beberapa pengecualian untuk keterbatasan ini.
    Tarif data melalui sistem komunikasi listrik sangat bervariasi. Frekuensi rendah (sekitar 100-200 kHz) pengangkut terkesan pada transmisi tegangan tinggi baris dapat membawa satu atau dua rangkaian suara analog, atau telemetri dan sirkuit kendali dengan data yang setara tingkat beberapa ratus bit per detik, namun sirkuit ini mungkin bermil-mil lama. Kecepatan data yang lebih tinggi biasanya menunjukkan rentang yang lebih pendek; suatu jaringan area lokal yang beroperasi pada jutaan bit per detik mungkin hanya mencakup satu lantai di sebuah gedung perkantoran, tapi menghilangkan berdedikasi instalasi kabel jaringan.

1. Konsep Dasar PLC
    Konsep dasar PLC adalah menumpangkan sinyal data pada jaringan listrik dengan teknik modulasi. Jaringan listrik di Indonesia menggunakan frekuensi 50 Hz, sedangkan sinyal data yang dimasukkan ke dalam jaringan listrik tersebut memiliki frekuensi sepuluh juta kali lebih besar, yaitu 500 MHz, sehingga tidak terjadi kondisi saling melemahkan. Hal ini dilakukan di gardu listrik distribusi (distribution substation) yang bertegangan rendah 220 volt. Listrik yang masuk ke konsumen, kemudian akan dipisahkan kembali antara sinyal listrik dengan sinyal data.
Pada gardu distribusi, tegangan tinggi diturunkan tegangannya dan terhubung dengan infrastruktur komunikasi, baik berupa fiber, kabel coax, jaringan nirkabel, maupun jaringan satelit. Repeater dipasang setiap jarak sekitar 300 meter, untuk memperkuat dan meng-generate kembali sinyal yang ditransmisikan.
Pada sisi pelanggan akhir dari jaringan, CAU (Customer Acces Units) menghubungkan peralatan pengguna apakah itu telpon, komputer atau yang lainnya, ke jaringan kabel listrik utama. CAU ini juga sebagai unit-unit pengkondisi yang berfungsi untuk mengisolasi secara elektrik peralatan-peralatan pengguna dari kabel listrik utama, juga untuk mengekstraksi sinyal data dari arus listrik.
CAU ini dihubungkan ke infrastruktur komunikasi yang merupakan tegangan rendah induk (240-415 volt). Pada substasiun listrik dimana jaringan distribusi tegangan rendah berasal, sinyal-sinyal diinjeksikan ke dalam jaringan tegangan rendah dari jaringan data konvensional eksternal (kabel tembaga koaksial, kabel optik fiber, jaringan nirkabel, atau bahkan jaringan satelit). Jadi meskipun komunikasi data dapat dipropagasi melalui kabel listrik, beberapa jaringan konvensional harus tetap ada atau diinstal ke substasiun. Sampai saat ini belum ada metoda yang ditemukan untuk melakukan propagasi sinyal-sinyal data melalui jaringan tegangan tinggi (> 415 volt).
Secara khusus, frekuensi sinyal daya listrik adalah dalam range 50/60Hz. Dengan pengkondisian, sinyal-sinyal data ini dinaikkan ke frekuensi ultra tinggi dalam range 500/600MHz, sehingga data dapat dilapiskan ke atas kabel utama listrik tanpa terjadi kondisi saling melemahkan. Interferensi diminimalkan dengan memecah arus data ke bentuk paket-paket sebelum diinjeksikan ke dalam jaringan listrik. Sistem komersial dapat menawarkan laju data digital dalam kecepatan kelipatan lebih dari 32 kbps ke maksimum arus yang diperkirakan mencapai 1 Mbps. Laju data ini relatif sangat stabil, bebas dari noise dan menawarkan spektrum-spektrum yang dapat digunaan dalam range 6 dan 10 MHz ke para pelanggan akhir dari jaringan distribusi dan kira-kira spektrum 20 MHz ke para pelanggan yang lebih dekat dengan substasiun.
Nilai tambah bagi perusahaan-perusahaan listrik adalah bahwa sekali teknologi ini diimplementasikan akan memungkinkan mereka untuk memperoleh nilai tambah ke jaringan mereka sendiri dengan berkemampuan untuk membaca meteran listrik pintar dan mampu menyediakan peranti pengelolaan demand/supply cerdas yang memberi kemampuan pada perusahaan dalam mengimplementasikan sistem tarif yang inovatif ataupun sistem reward energi yang lain.

2. Arsitektur Jaringan
    Secara umum, PLC dikembangkan menjadi dua macam aplikasi yaitu outdoor-PLC yaitu PLC untuk menghantarkan Internet melalui jaringan listrik dan indoor-PLC, yaitu PLC untuk jaringan lokal dalam sebuah Local Area Network (LAN). Banyak sekali istilah yang digunakan untuk kedua aplikasi ini. Outdoor-PLC dikenal dengan Access Broadband Power Line (BPL), PLC Access Network atau Digital PowerLine (DPL 1000), sedangkan indoor-PLC dikenal juga dengan PLC Home Networking atau in-house PLC.

• Outdoor PLC
Outdoor-PLC adalah bagian yang berhubungan langsung dengan backbone jaringan telekomunikasi. Beberapa sistem telekomunikasi yang dapat difungsikan sebagai backbone ini seperti Fiber Optik, xDSL, dan Wireless Local Loop (WLL). Sehingga sinyal yang berasal dari backbone telekomunikasi ini akan dikonversi menjadi sinyal yang dimengerti oleh PLC. Perangkat PLC ini biasa disebut main unit atau base unit. PLC menggunakan bagian tegangan rendah dari infrastruktur distribusi listrik yang telah ada guna menyediakan pelayanan data ke pelanggan di rumah-rumah.

• Indoor PLC
Teknologi lain yang menggunakan jaringan listrik sebagai media untuk komunikasi data adalah indoor-PLC atau PLC Home Networking, sebuah teknologi yang menggunakan saluran-saluran tegangan rendah internal (dan kabel yang menghubungkannya) dalam gedung sebagai media untuk Local Area Network (LAN) yang dikembangkan secara plug and play sehingga mudah untuk dipindah-pindahkan.Indoor-PLC merupakan teknologi yang jauh lebih sederhana dan dibahas di sini sebagai pelengkap teknologi outdoor-PLC yang berskala besar. Indoor-PLC benar-benar merupakan solusi internal dimana di sini tidak melampaui batas-batas tempat pelanggan. Pastinya, indoor-PLC lebih sederhana daripada outdoor-PLC karena jaringan listrik dalam gedung/rumah biasanya sudah merupakan jaringan yang rapih dan terencana. Dalam sistem ini tidak ada peranti yang harus disisipkan ke dalam rangkaian tegangan rendah tidak diperlukan modifikasi pada titik oulet listrik. Faktanya, indoor-PLC sangat sederhana tinggal mencolokkan modem seperti suatu peranti ke bagian belakang komputer personal dan outlet listrik 220 volt konvensional. Tidak seperti outdoor-PLC, indoor-PLC merupakan teknologi yang telah banyak digunakan diseluruh dunia dan tidak membutuhkan pengkabelan khusus, tanpa lisensi, tanpa training khusus (bagian pengguna akhir maupun administratornya) dan tanpa protokol khusus. Kelemahan utama teknologi ini adalah bahwa kecepatannya terbatas sampai 56,6 Kbps, yaitu kecepatan dari modem tercepat. Sehingga sistem ini tidak berguna untuk aplikasi-aplikasi yang lebih dari sekedar transfer data.


Read More..

Sabtu, 20 Oktober 2012

OSI Layer dan OSI Model

Pengertian OSI Layer
Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. Standard ini dikembangkan untuk industri komputer agar komputer dapat berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien.

Terdapat 7 layer pada model OSI. Setiap layer bertanggung jawwab secara khusus pada proses komunikasi data. Misal, satu layer bertanggungjawab untuk membentuk koneksi antar perangkat, sementara layer lainnya bertanggungjawab untuk mengoreksi terjadinya “error” selama proses transfer data berlangsung.
Model Layer OSI dibagi dalam dua group: “upper layer” dan “lower layer”. “Upper layer” fokus pada applikasi pengguna dan bagaimana file direpresentasikan di komputer. Untuk Network Engineer, bagian utama yang menjadi perhatiannya adalah pada “lower layer”. Lower layer
adalah intisari komunikasi data melalui jaringan aktual.
“Open” dalam OSI adalah untuk menyatakan model jaringan yang melakukan interkoneksi tanpa memandang perangkat keras/ “hardware” yang digunakan, sepanjang software komunikasi sesuai dengan standard. Hal ini secara tidak langsung menimbulkan “modularity” (dapat dibongkar pasang).
“Modularity” mengacu pada pertukaran protokol di level tertentu tanpa mempengaruhi atau merusak hubungan atau fungsi dari level lainnya.
Dalam sebuah layer, protokol saling dipertukarkan, dan memungkinkan komunikasi terus berlangsung. Pertukaran ini berlangsung didasarkan pada perangkat keras “hardware” dari vendor yang berbeda dan bermacam‐macam alasan atau keinginan yang berbeda. Berikut diilustrasi dari modularity

7 Layer OSI
Model OSI terdiri dari 7 layer :
7. Application
6. Presentation
5. Session
4. Transport
3. Network
2. Data Link
1. Physical

tugasy adalah 
7.
Application Layer: Menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna. Layer ini bertanggungjawab atas pertukaran informasi antara program komputer, seperti program e‐mail, dan service lain yang jalan di jaringan, seperti server printer atau aplikasi komputer lainnya
6.
Presentation Layer: Bertanggung jawab bagaimana data dikonversi dan diformat untuk transfer data. Contoh konversi format text ASCII untuk dokumen, .gif dan JPG untuk gambar. Layer ini membentuk kode konversi, translasi data, enkripsi dan konversi.
5.
Session Layer: Menentukan bagaimana dua terminal menjaga, memelihara dan mengatur koneksi,‐ bagaimana mereka saling berhubungan
satu sama lain. Koneksi di layer ini disebut “session”.
4.
Transport Layer: Bertanggung jawab membagi data menjadi segmen, menjaga koneksi logika “end‐to‐end” antar terminal, dan menyediakan penanganan error (error handling).
3.
Network Layer: Bertanggung jawab menentukan alamat jaringan, menentukan rute yang harus diambil selama perjalanan, dan menjaga antrian trafik di jaringan. Data pada layer ini berbentuk paket.
2.
Data Link Layer: Menyediakan link untuk data, memaketkannya menjadi frame yang berhubungan dengan “hardware” kemudian diangkut melalui media. komunikasinya dengan kartu jaringan, mengatur komunikasi layer physical antara sistem koneksi dan penanganan error.
1.
Physical Layer: Bertanggung jawab atas proses data menjadi bit dan mentransfernya melalui media, seperti kabel, dan menjaga koneksi fisik antar sistem.

Read More..

Sabtu, 22 September 2012

Menghitung Subnetting IP

Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:
Subnet Mask Nilai CIDR
255.128.0.0 /9
255.192.0.0 /10
255.224.0.0 /11
255.240.0.0 /12
255.248.0.0 /13
255.252.0.0 /14
255.254.0.0 /15
255.255.0.0 /16
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
  3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
  5. Subnet
    192.168.1.0
    192.168.1.64
    192.168.1.128
    192.168.1.192
    Host Pertama
    192.168.1.1
    192.168.1.65
    192.168.1.129
    192.168.1.193
    Host Terakhir
    192.168.1.62
    192.168.1.126
    192.168.1.190
    192.168.1.254
    Broadcast
    192.168.1.63
    192.168.1.127
    192.168.1.191
    192.168.1.255
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30
Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
  3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
  5. Subnet
    172.16.0.0
    172.16.64.0
    172.16.128.0
    172.16.192.0
    Host Pertama
    172.16.0.1
    172.16.64.1
    172.16.128.1
    172.16.192.1
    Host Terakhir
    172.16.63.254
    172.16.127.254
    172.16.191.254
    172.16.255.254
    Broadcast
    172.16.63.255
    172.16.127.255
    172.16.191.255
    172.16..255.255
Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
  3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 172.16.255.128
Host Pertama 172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 172.16.255.129
Host Terakhir 172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 172.16.255.254
Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 172.16.255.255
Masih bingung juga? Ok sebelum masuk ke Class A, coba ulangi lagi dari Class C, dan baca pelan-pelan ;)
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
  3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
10.0.0.0 10.1.0.0 10.254.0.0 10.255.0.0
Host Pertama 10.0.0.1 10.1.0.1 10.254.0.1 10.255.0.1
Host Terakhir 10.0.255.254 10.1.255.254 10.254.255.254 10.255.255.254
Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 10.254.255.255 10.255.255.255
Mudah-mudahan sudah setelah anda membaca paragraf terakhir ini, anda sudah memahami penghitungan subnetting dengan baik. Kalaupun belum paham juga, anda ulangi terus artikel ini pelan-pelan dari atas. Untuk teknik hapalan subnetting yang lebih cepat, tunggu di artikel berikutnya ;)
Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x – 2
Tahap berikutnya adalah silakan download dan kerjakan soal latihan subnetting. Jangan lupa mengikuti artikel tentang Teknik Mengerjakan Soal Subnetting untuk memperkuat pemahaman anda dan meningkatkan kemampuan dalam mengerjakan soal dalam waktu terbatas.
.
REFERENSI
  1. Todd Lamle, CCNA Study Guide 5th Edition, Sybex, 2005.
  2. Module CCNA 1 Chapter 9-10, Cisco Networking Academy Program (CNAP), Cisco Systems.
  3. Hendra Wijaya, Cisco Router, Elex Media Komputindo, 2004.
Berikut soal latihan, tentukan :
a) Alamat Subnet Mask,
b) Alamat Subnet,
c) Alamat Broadcast,
d) Jumlah Host yang dapat digunakan,
e) serta Alamat Subnet ke-3
dari alamat sebagai berikut:
1. 198.53.67.0/30
2. 202.151.37.0/26
3. 191.22.24.0/22
Saya coba berhitung-hitung seperti demikian
1. 198.53.67.0/30 –> IP class C:
Subnet Mask: /30 = 11111111.11111111.11111111.11111100 = 255.255.255.252
Menghitung Subnet:
Jumlah Subnet: 26 = 64 Subnet
Jumlah Host per Subnet: 22 – 2 = 2 host
Blok Subnet: 256 – 252 = 4, blok berikutnya: 4+4 = 8, 8+4 = 12, dst…
jadi blok Subnet: 0, 4, 8, 12, dst…
Host dan broadcast yang valid:

Maka dari perhitungan diperoleh:
  • Alamat Subnet Mask: 255.255.255.252
  • Alamat Subnet: 198.53.67.0, 198.53.67.4, 198.53.67.8, 198.53.67.12, … , 198.53.67.252
  • Alamat Broadcast: 198.53.67.3, 198.53.67.7, 198.53.67.11, 198.53.67.15 … 198.53.67.255
  • Jumlah host yang dapat digunakan: 64×2 = 128
  • Alamat Subnet ke-3: 198.53.67.8
2.202.151.37.0/26 -> IP class C
Subnet Mask: /26 = 11111111.11111111.11111111.11000000 = 255.255.255.192
Menghitung Subnet:
Jumlah Subnet: 22 = 4 Subnet
Jumlah Host per Subnet: 26 – 2 = 62 host
Blok Subnet: 256 – 192 = 64, blok berikutnya: 64+64 = 128, 128+64 = 192
Jadi blok Alamat Subnet: 0, 64, 128, 192
Host dan broadcast yang valid:

Maka dari perhitungan diperoleh:
  • Alamat Subnet Mask: 255.255.255.192
  • Alamat Subnet: 202.151.37.0, 202.151.37.64, 202.151.37.128, 202.151.37.192
  • Alamat Broadcast: 202.151.37.63, 202.151.37.127, 202.151.37.191, 202.151.37.255
  • Jumlah host yang dapat digunakan: 4×62 = 248
  • Alamat Subnet ke-3: 202.151.37.128
3.191.22.24.0/22 –> IP class B
Subnet Mask: /22 = 11111111.11111111.11111100.00000000 = 255.255.252.0
Menghitung Subnet:
Jumlah Subnet: 26 = 64 Subnet
Jumlah Host per Subnet: 22– 2 = 2 host
Jumlah Blok Subnet: 256 – 252 = 4, blok berikutnya: 4+4 = 8, 8+4 = 12, dst…
Jadi blok Alamat Subnet: 0, 4, 8, 12, 16, dst…
Alamat host yang valid:

  • Alamat Subnet Mask: 255.255.252.0
  • Alamat Subnet: 191.22.24.0, 191.22.24.4, 191.22.24.8, …, 191.22.24.252
  • Alamat Broadcast: 191.22.24.3, 191.22.24.7, 191.22.24.11, …, 191.22.24.255
  • Jumlah host yang dapat digunakan: 2×64 = 128
  • Alamat Subnet ke-3: 191.22.24.8
Mohon kalo’ ada yang salah, silahkan dikoreksi
Read More..

Jumat, 21 September 2012

Membuat DNS Server di Ubuntu 11.10

Instalasi dan konfigurasi DNS Server dengan Bind9 pada ubuntu server 11.10 dan konfigurasi Bind9 agar dapat menjadi DNS server lokal pada jaringan (LAN) . Parameter yang saya gunakan :
NAMAHOST : ns.dana.org
IP HOST : 192.168.5.10
Catatan :
Jika menggunakan Ubuntu Desktop, silakan menginstall terlebih dahulu pakage bind9 dengan terlebih dahulu meng-update Ubuntu dengan perintah apt-get update. Setelah ter-update, bisa sekaligus melakukan upgrade dengan perintah apt-get upgrade. Setelah itu barulah install pakage bind9 dengan perintah apt-get install bind9.
1. Membuat zone master dan zone reverse domain. Edit nano /etc/bind/named.conf.local 







Keterangan :
➔ Zone “dana.org” adalah nama domain yang akan kita pakai.
➔ Type master adalah type dari DNS, yakni kita fungsikan sebagai Primary DNS.
➔ File “/etc/bind/db.dana.org” adalah letak file domain yang akan kita konfigurasi dalam

PEMBUATAN DNS.
➔ Zone “5.168.192.in-addr.arpa” adalah lingkup network dalam domain yang akan kita
pakai sebagai reverse..
➔ Type master adalah type dari DNS, yakni kita fungsikan sebagai Primary DNS.
➔ File “/etc/bind/db.192″ adalah letak file cakupan network untuk domain yang akan kita
konfigurasi dalam pembuatan DNS.

2. Copy file /etc/bind/db.local ke file  cp /etc/bind/db.dana.org kemudian edit nano /etc/bind/db.dana.org








3. Copy-kan file /etc/bind/db.127 ke file /etc/bind/db.192, perintah cp /etc/bind/db.127 /etc/bind/db.192








4. Konfigurasi pada file /etc/resolv.conf, perintah nano /etc/resolv.conf








5. Restart service bind9 /etc/init.d/bind9 restart








6. Kita uji apakah DNS Server sudah berjalan dengan menggunakan perintah nslookup diikuti nama domain. Misalnya nslookup ns.dana.org








7. Terakhir adalah melakukan uji koneksi dengan DNS Server menggunakan ping. Misalnya kita coba dengan ping ns.dana.org








8. ,DNS Server sudah berjalan, namun ada baiknya kita uji juga dengan perintah named-checkzone dana.org /etc/bind/db.dana.org 




 Bersumber DARI Blog Kominutas Linux Arek Malang. http://malang.linux.or.id/2012/07/membuat-dns-server-di-ubuntu-11-10/

Read More..

Zello Walkie Talkie

Kalo biasanya untuk dapat menggunkan Walkie Talkie kita harus memiliki perangkat transceiver beserta antenanya maka seiring perkembangan teknologi saat ini maka memungkinkan kita untuk dapat menggunakan Walkie Talkie hanya dengan PC ataupun Ponsel. Lho kok bisa, jawabannya karena kita hanya cukup menginstalkan aplikasi Zello Walkie Talkie untuk perangkat yang kita gunakan yaitu Ponsel atau PC. Hebatnya lagi aplikasi Zello Walkie Talkie memungkinkan kita berkomunikasi keseluruh penjuru dunia (kecuali kutub utara ya :) :) :) , karena aplikasi ini menggunakan koneksi internet. Aplikasi Zello Walkie Talkie bersifat gratis dan dapat berjalan di perangkat PC dan Ponsel seperti Android, Blackberry dan iPhone. Aplikasi ini memungkinkan kita bergabung dengan chanel-chanel yang tersedia dan juga membuat chanel-chanel sendiri sesuai keinginan kita serta menambah kontak.

Berikut ini tampilan Aplikasi Zello Walkie Talkie untuk masing-masing perangkat :
  1. Android                                                                                   Zello Walkie Talkie Android
  2. Blackberry                                                                                 Zello Walkie Talkie Blackberry
  3. iPhone                                                                                      Zello Walkie Talkie Blackberry
  4. PC (Windows)                                                                      Zello Walkie Talkie Windows
Read More..

Jumat, 25 Mei 2012

Versi Power point Presentasi

Eka Chandra Wulandari
Christian B A M H
 
X TKJ 3
OutPut
Bahan Pembahasan :
Printer
Monitor
Speaker
Proyektor
Printer
  
yaitu alat yang di gunakan untuk mencetak tulisan dan gambar pada media kertas
 
Monitor
  
Monitor adalah output device / alat keluaran yang berfugsi untuk menampilkan gambar pada layar. Gambar yang ditampilkan berasal dari proses grafis yang dilakukan oleh VGA Card. Berdarsarkan teknologi yang digunakan monitor memiliki 2 jenis yaitu CRT (Cathode Ray Tube) dan LCD (Liquid Crystal Display)
Speaker
 
Speaker merupakan salah satu perlalatan output komputer yang berfungsi untuk mengeluarkan hasil pemrosesan berupa suara dari komputer. Agar speaker dapat berfungsi diperlukan hardware berupa sound card (pemroses audio/sound) 
Proyektor
 
yaitu alat yang di gunakan untuk menampilkan tulisan dan gambar media lunak yang berupa sinyal elektronik
 
Read More..